Langsung ke konten utama

Pertemuan 7: Dialog

Pada intinya, pertemuan kali ini dibicarakan mengenai bagaimana triknya membuat dialog yang bagus. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan Pak guru seperti dirangkum oleh Putri dan Shanty:

1.      Pahami bahwa tujuan dialog adalah memberi KESAN (impresi) dialog yang riil, tapi bukan mereplikasi atau meniru mentah-mentah. Life has no plot, conversation has no shape, repetitive. Record it! Dialog yang riil itu membosankan, berlebihan dan banyak perulangan. Bukan itu yang ingin dibaca orang.

Khaled Hosseini dalam novelnya The Kite Runner memiliki cara unik dalam membuat dialog yang menggunakan ungkapan dalam bahasa lain. Ia menerjemahkan beberapa istilah asing dengan menggunakan kalimat lain.
“Tashakor, Ali jan.”
“Aku mendoakanmu sepanjang waktu.”
“Kalau begitu, teruslah berdoa. Kita belum menyelesaikannya.”
atau:
“Assalamu’alaikum, Bachem.” Halo, anakku.
“Wa’alaikumussalam, Jenderah Sahib,” aku menjabat tangannya.
Dialog diatas tidak riil, namun membantu pembaca untuk menangkap setting dan karakter tokohnya.

2.      Tulis ulang sampai sependek mungkin. Kalau bisa pendek, tidak perlu harus berpanjang-panjang. Jangan siksa para pembaca.

3.      Tulis reaksi orang dari 2 belah pihak. Contohnya, menggambarkan situasi membosankan dengan aksi menguap dari lawan bicara.

4.      Pahami bahwa fungsi dialog adalah 3 yaitu: memajukan (menggerakkan) cerita; memberi informasi (tapi jangan berlebihan, campurkan dengan narasi); dan menguatkan karakter (tercermin dari gaya bicara, apakah sarkastik, alim, mengulang kata tertentu, dan lainnya).

5.      Perhatikan sub-text atau makna dibawah permukaan. Pertengkaran tentang makanan sebenarnya menceritakan bahwa adanya ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

6.      KUATKAN dialog dengan mengulang kata atau gerak fisik.
“Saya cinta kamu,” katanya dari balik koran pagi.
“Sungguh?”
“Iya.”
Bandingkan dengan:
“Saya cinta kamu,” katanya dari balik koran pagi.
“Sungguh?”
“Iya.” Dia benar-benar mencintainya (mengulang kata)
Atau yang ini:
“Saya cinta kamu,” katanya dari balik koran pagi.
“Sungguh?”
Dia menurunkan koran dan menatapnya. “Iya.” (petunjuk fisik)

7.      Terdapat 3 tipe dialog: langsung, tidak langsung dan dalam hati (interior)

8.      Penggunaan katanya bisa dihilangkan atau seperlunya saja.

9.      Ungkapkan keinginan karakter secara tidak langsung (indirect dialog). Contohnya: “ngopi yuk”, bisa diganti dengan “mulut pahit nih”

10.  Ada konflik dalam dialog.
Contoh dialog seorang pelajar yang meminta contekan dari temannya saat ujian:
 “katanya mau lulus bareng?”
“katanya mau masuk surga bareng?”
 Contoh dialog seorang istri yang ingin makan diluar, sementara suaminya menolak)
“coba tempat baru yuk”
“masakan mama lebih enak deh”

11. Selain sejumlah hal diatas, untuk membuat dialog yang baik, pastikan dialog memiliki kriteria berikut:
  • Terdapat konflik
  • Tidak klise dan sering diulang-ulang
  • Bisakah dibuat lebih baik dengan cara tidak langsung (indirect)
  •  Cerdas dan berwarna

12. Cek dialog dengan membacanya keras-keras atau minta orang lain membacakannya untuk kita.

Dalam pertemuan kemarin kami juga melakukan praktek seru untuk membuat dialog. Satu kelompok yang terdiri dari 4 orang, memberikan satu kalimat, yang akan dijawab oleh kelompok yang lain. Berikut 4 dialog yang dihasilkan dengan berusaha memasukkan teori diatas.

Dialog 1: Dua Lansia di Panti Jompo (Shanty, Nana, Diana, Disa)
 “Mati kapan?”
“Rambut masih hitam berkilau gini udah mikir mati,” katanya sambil mengibaskan rambut yang masih berbau semir sisa semalam.
“Habis berapa botol Schwarzkopf?” sindirnya sambil menyebut merek semir rambut terkenal.
Yang disindir mengerucutkan bibirnya tanda tak terima. “Enak aja! Rambut masih aslli gini! Bukannya kamu tuh yang minggu kemarin ngabisin 2 botol!” ucapnya tak mau kalah.
“Haha...sudahlah. Umur kita ini sudah masuk kepala tujuh. Dengan cara apalagi kita bisa terlihat cantik.”
“Kayak gini kok dibilang kepala tujuh,” jawabnya kenes. Selembar kertas dengan dominasi warna merah jambu dikibas-kibaskan dengan bangga. Ada aroma parfum yang tercium selintas saat kertas itu bergoyang cepat. Seseorang yang mengirimkannya pasti menyemprotkan parfum miliknya. Ciri khas surat cinta zaman dulu.

Dialog 2: Dua anak kecil di lapangan (Dini, Fina, Uti, Putri)
 “Ayo dong, katanya kamu berani?!” katanya dari salah satu pohon jambu.
“Aduh, tiba-tiba perutku sakit nih,” sambil lari ke belakang.
“Huuu....bilang aja mau ganti rok pakai pita.”
Budi menghentikan larinya, harga dirinya tersinggung. “Ni aku naik, siap-siap aku kentutin ya,” ujarnya menantang.
“Alah, paling baru separuh kamu udah nangis minta turun!” kata Anis seraya menjulurkan lidahnya.
“Aaaaaa.....” teriak Budi. Tiba-tiba dahan yang diinjaknya patah, ia jatuh.

Dialog 3: Ibu kos dan anak kos (Bayu, Imam, Koko, Nesia)
“Man, ojo lali yo. Sekarang udah tanggal 10. Kamu mau besok listrik kamarmu mati?” kata ibu kos sambil membersihkan jendela kamarku dengan kemoceng.
“Kan Allah suka dengan angka ganjil, Bu.”
“Betul itu, Man. Kalau kamu gak ada, penghuni kos jadi ganjil. Allah suka kan?”
“Oalah, Bu. Kalau itu Allah gak suka umatnya bercerai berai, Bu,” sambil nyengir kuda.
“Oh, kamu tahu banyak ya soal Allah. Perasaan pas semua anak kos jumatan aja kamu masih ngorok.”

Dialog 4: seorang laki-laki dengan pasangan selingkuhnya (Imam, Rendy, Tendi, Yudha)
“Minggu depan aku sudah lajang, dik.” Imam menggenggam tangan Ratri dibalas rona rona merah di pipinya.
“Mas sudah pesen tiket kereta?”
“Aku malah sudah menyiapkan pasport untukmu.”
“Kamu bercanda?” Ratri menepis genggaman tangan Imam dan berkacak pinggang.
“Aku hanya ingin menikmati sunrise di Wakiki setiap pagi bersamamu. Hanya aku dan kamu.” Imam mengusap-usap pundak Ratri sambil berangsur-angsur mereka duduk kembali.

Selain dari menerapkan teori dialog yang baik, dengan praktek diatas kami juga jadi belajar, bahwa untuk menjadi penulis yang baik, penulis harus seperti memiliki beberapa kepala. Dialog sering terasa datar dan hanya keluar dari satu kepala. Kepala penulisnya.
Selamat Menulis!

Tugas pertemuan 7:
1. Buat dialog (bisa dari proyek akhir) sekitar 300 kata dengan menggunakan teori yang telah disampaikan. Buat 2 versi, before & after menggunakan teori diatas. Buatlah dialog yang memiliki konflik, tidak langsung, cerdik, berwarna dan tidak klise.
Dikumpulkan Minggu, 14 September 2014 pukul 9.00. Harap diingat, jika melewati deadline, tugas tidak akan diterima. 
Tugas dapat diberikan juga kepada teman peer-nya untuk direview. Review mohon disampaikan dalam bentuk point-point. Tidak perlu dikumpulkan saat ini. pastikan bahwa review berjalan dengan baik.
2. Siapkan pertanyaan tentang Editing dan Revisi untuk pertemuan ke-8 Sabtu, 20 September 2014 pukul 9.00.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon

Pertemuan 12: Sabtu bersama Agustinus Wibowo

“Kita akan bertemu Agustinus Wibowo tanggal 27 Desember 2014.” Itu pesan Pak Guru yang masuk di WAG AM5M beberapa minggu yang lalu. Semua antusias. Penulis genre baru non-fiksi kreatif Titik Nol yang keren itu (Titik Nol-nya yang keren, penulisnya saya belum tahu). Dua jam bersama Agustinus Wibowo (AW) eksklusif  untuk peserta AM5M dan gratis. Maka mulailah pencarian lebih jauh tentang si Mas Agus ini. Mulai dari Titik Nol , buku bercover biru dengan seorang anak yang meloncat dari ketinggian. Breath taking. Saya benar-benar ingin punya buku itu. Tapi harganya 125ribu. Itu jatah makan keluarga 3 hari. Lihat wawancaranya di Kick Andy dari YouTube. AW melakukan perjalanan darat dengan tabungan US$ 2000 ke daerah Tan. Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, Hidustan, dan tan tan yang lain. Sepertinya ini orang agak ajaib. Buka blognya Agustinus Wibowo . Oh my... deretan foto-foto indah kelas National

Oleh-oleh dari Kuliah Umum Septi Peni Wulandani

Biarkan anak tumbuh alamiah sesuai fitrahnya. Itu pesan kuat yang saya tangkap dari acara kuliah umum Ibu Septi Peni Wulandani di Aula Perpustakaan Bapusibda Jl. Kawaluyaan Indah II Bandung. Kuliah Umum dengan tema Menjadi Ibu Profesional untuk Mencetak Generasi Handal diprakarsai oleh Institut Ibu Profesional Bandung dengan bekerja sama dengan Bapusibda Jawa Barat. Pada Sabtu, 10 Oktober 2015, selama lebih dari 1 jam sekitar 200 lebih peserta terbius cerita Bu Septi yang begitu kocak namun penuh inspirasi berharga. Siapa Bu Septi? Ternyata banyak juga yang belum mengenal Ibu kelahiran 21 September 1974 ini. Maka wajar ketika moderator merasa perlu menampilkan selusin prestasi keren beliau, diantaranya: Ibu Teladan versi Majalah Ummi 2004 Danamon Award 2006 kategori Individu Pemberdaya Masyarakat Tokoh pilihan Majalah Tempo 2006 Inovator Sosial pilihan Pasca Sarjana FISIP UI 2006 Woman Enterpreuner Award Ashoka Foundation 2007 Ikon 2008 bidang IPTEK versi Majalah