Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Seleksi 1: Opini Trilogi Negeri 5 Menara

 “Ya Allah, ijinkan anak-anak kami untuk bersekolah di pesantren seperti Pondok Madani”. Ide itu langsung berkelebat dikepala saya dan suami setelah membaca novel Negeri 5 Menara. Kami pun browsing mengenai pesantren di Indonesia, seperti apa kehidupan pesantren, bagaimana caranya mengenalkan semangat pesantren ke anak, hingga ke biayanya. Padahal anak kami masih balita. Luar biasa, betapa sebuah novel bisa demikian menjual dan membuat kita segera bergerak untuk melakukan sesuatu. Bukan sekedar dibaca dan dilupakan. Itu kelebihan Negeri 5 Menara yang utama. Sebuah novel biografi yang penuh inspirasi tentang perjalanan hidup seorang Alif. Trilogi 5 Menara adalah a must read book for everyone . Benar-benar membuka mata kita mengenai arti Islam yang sebenarnya. Masih banyak orang yang berpendapat bahwa pesantren itu berpandangan sempit, tidak terbuka hingga ekstrim ala teroris. Dengan membaca Trilogi 5 Menara, kita akan kembali diingatkanmengenai esensi dari Islam yang sebenarnya.

Seleksi 1: Kenapa ingin belajar menulis di Akademi Menulis 5 Menara?

Subhanallah! Itu yang saya ucapkan pertama kali saat membaca informasi adanya kesempatan tersebut di Facebook saya. Mengapa? Saya begitu yakin, tawaran itu khusus dibuat untuk mewujudkan impian saya. Mimpi itu akan menemui jalannya dengan cara yang tidak disangka- sangka. Saya adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak berumur 6.5 dan 3.5 tahun. Dimana selama 7 tahun terakhir memang sengaja meninggalkan dunia professional, dengan harapan dapat fokus merawat anak-anak hingga usia sekolah mereka. Targetnya pada saat anak terkecil berumur 4 tahun – pertengahan tahun 2014 - dan masuk Play Group, adalah waktu yang tepat untuk kembali ke dunia profesional. Dalam perencanaan kembali ke dunia profesional, strategi saya adalah berguru kepada orang yang tepat. Untuk dunia penulisan, saya memiliki 2 orang yang paling saya kagumi karyanya di Indonesia, Ahmad Fuadi dan Habiburahman El Shirazy. Saya sudah membuat dalam agenda, untuk menghubungi ke-2 orang ini pada tahun 2014 - setelah